Ave A-Ma
: Coloane, Macao
red temple behind me
marks the last stretch
of my hike to see her
it stays with me, the lingering
scent of incense sticks
from an altar below
it waits to break out
from my lungs to float
back of an ocean breeze
to rise up high before
a mother's face, star
of this vast ocean
noble lady in white
statued regalia
smile unmoved
a face familiar to
tales from my childhood
same lady, different names
dream of a mother
gentle arms open
too perfect for a corporeal world
my tongue unable
to utter devotion in
a language from around here
so I call her in my way
with a name from my home
with a solemn sign of cross
sembah bekti kawula, Dewi A-Ma
: Coloane, Macao
kuil merah dari balik punggungku
penanda sisa akhir peziarahan
kaki melangkah demi memandangnya
bersamaku masih tersimpan
harum asap dupa menyala
dari meja altar di bawah sana
asap menunggu untuk menyeruak
dari paru-paruku terbang bebas
melayang di punggung angin laut
membumbung naik ke hadapan
wajah sang ibunda, sang bintang
lautan terhampar luas
ningrat sang wanita berkias putih
berhias sutra permata terpahat
senyum terutas tak berpaling
wajah yang terlalu kukenal
dari dongeng di masa kecil
wanita yang sama, berbeda nama
dari mimpi akan sosok ibunda
lengan terentang luas terbuka
terlalu sempurna bagi dunia fana
lidahku kelu, tak mampu ia
mendaraskan doa pujian
dalam bahasa tanah ini
maka kupanggil ia dengan nama
kami biasa menyebut di desa
bersama lembut gerak tanda salib
: Coloane, Macao
red temple behind me
marks the last stretch
of my hike to see her
it stays with me, the lingering
scent of incense sticks
from an altar below
it waits to break out
from my lungs to float
back of an ocean breeze
to rise up high before
a mother's face, star
of this vast ocean
noble lady in white
statued regalia
smile unmoved
a face familiar to
tales from my childhood
same lady, different names
dream of a mother
gentle arms open
too perfect for a corporeal world
my tongue unable
to utter devotion in
a language from around here
so I call her in my way
with a name from my home
with a solemn sign of cross
sembah bekti kawula, Dewi A-Ma
: Coloane, Macao
kuil merah dari balik punggungku
penanda sisa akhir peziarahan
kaki melangkah demi memandangnya
bersamaku masih tersimpan
harum asap dupa menyala
dari meja altar di bawah sana
asap menunggu untuk menyeruak
dari paru-paruku terbang bebas
melayang di punggung angin laut
membumbung naik ke hadapan
wajah sang ibunda, sang bintang
lautan terhampar luas
ningrat sang wanita berkias putih
berhias sutra permata terpahat
senyum terutas tak berpaling
wajah yang terlalu kukenal
dari dongeng di masa kecil
wanita yang sama, berbeda nama
dari mimpi akan sosok ibunda
lengan terentang luas terbuka
terlalu sempurna bagi dunia fana
lidahku kelu, tak mampu ia
mendaraskan doa pujian
dalam bahasa tanah ini
maka kupanggil ia dengan nama
kami biasa menyebut di desa
bersama lembut gerak tanda salib
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.