bunga Afrika yang pernah ia belikan
kutinggalkan di depan pintunya
pada pertemuan terakhir kami,
tiket kereta dan celana dalam
ia berjalan menuju tangga
anak muda pengantar barang mengetuk
dan mengajar: setiap parsel
membawakanku satu bungkus memori
aku mengembalikan kekasih yang tertekuk
dan memilih kenangan lembut hujan di atap rumah
bagaimana aku menyembunyikan kekosongan puisi ini
dengan selotip bening
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.