Kebanggaan
Kubaca kebangaan pria pada jembatan yang terbangun
karena jembatan berbaring laiknya dewata jatuh melintasi
celah dan banjir yang menghentikan kita.
Jembatan membawa kita naik dan keluar, menyeberang,
lalu turun dengan manis dari punggung kekar mereka
dan kaki kuat yang terbenam lumpur dan batu bagi kita.
Pekerja yang membangunnya mencintai mereka.
Mereka adalah kenangan ketinggian, kepalan, baut
yang terpampang terkunci dan kokoh di atas.
semua menepi dan terkagum
I read of the pride men take in building bridges
because the bridges lie like fallen gods across
the floods and chasms that would stop us.
The bridges take us out and up, across,
and then sweetly down on their sturdy backs
and solid legs half sunk in mud and stone for us.
The workingmen who make them love them.
They are a memory of dizzy heights, rivets, bolts,
spans
that settle keyed and poised above
all
that creeping to the edge and wondering.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.